Rabu, 28 Januari 2015

Jangan menggunjing atau meremehkan orang

Ghibah adalah termasuk dalam dosa besar sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ

أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

(الحجرات  ١٣)
“Janganlah sebagian kalian menggunjing/ mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati ? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Al Hujurat : 12).

Salah satu bentuk kemaksiatan yang banyak dilakukan oleh manusia adalah gemar membicarakan kejelekan orang lain atau yang diistilahkan dengan ghibah. Bahkan yang parahnya, terkadang apa yang mereka ghibahkan itu tidak ada pada orang yang dighibahi. Padahal dalil-dalil yang menerangkan tentang haramnya ghibah sangatlah tegas dan jelas, baik di dalam Al Qur`anul Karim ataupun di dalam hadits-hadits nabawi.

Berikut ini kami akan menyebutkan beberapa dalil yang melarang kita dari perbuatan ghibah yang kami ringkaskan dari kitab Riyadhush Shalihin karya Imam An Nawawi rahimahullah ta’ala.

1. Firman Allah ta’ala:

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

(الحجرات  ١٢)

“Janganlah kalian menggunjingkan satu sama lain. Apakah salah seorang dari kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertaqwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha Penerima taubat) lagi Rahim (Maha Menyampaikan rahmat).” [QS Al Hujurat: 12]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata di dalam tafsirnya: “Di dalamnya terdapat larangan dari perbuatan ghibah.”

As Sa’di rahimahullah berkata di dalam tafsirnya: “(Allah) menyerupakan memakan daging (saudara)nya yang telah mati yang sangat dibenci oleh diri dengan perbuatan ghibah terhadapnya. Maka sebagaimana kalian membenci untuk memakan dagingnya, khususnya ketika dia telah mati tidak bernyawa, maka begitupula hendaknya kalian membenci untuk menggibahnya dan memakan dagingnya ketika dia hidup.”

2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

عن ابى غريرة قال رسرل الله صلى الله عليه و سلم
أتدرون ما الغيبة؟ قالوا: الله ورسوله أعلم. قال: ذكرك أخاك بما يكره. قيل: أفرأيت إن كان في أخي ما أقول؟ قال: إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته، وإن لم يكن فيه فقد بهته

(رواه مسلم  ص ٢٥٨٩)


“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab: “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahuinya.” Nabi berkata: “Engkau membicarakan saudaramu dengan sesuatu yang dia benci.” Ada yang bertanya: “Bagaimana pendapat anda jika padanya ada apa saya bicarakan?” Beliau menjawab: “Jika ada padanya apa yang engkau bicarakan maka engkau telah mengghibahnya, dan jika tidak ada padanya apa yang engkau bicarakan maka engkau berbuat buhtan terhadapnya.” [HR Muslim (2589)]

Hadits di atas menerangkan tentang definisi ghibah. Ghibah adalah membicarakan kejelekan atau aib seorang muslim dengan tidak secara langsung di hadapannya. Sedangkan buhtan adalah berkata dusta terhadap seseorang di hadapannya mengenai sesuatu yang tidak pernah dia lakukan.

3. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata:

عن عائشة قلت للنبي صلى الله عليه وسلم: حسبك من صفية كذا وكذا - تعني قصيرة

فقال: لقد قلت كلمة لو مزجت بماء البحر لمزجته! قالت: وحكيت له إنسانا

قال: ما أحب أني حكيت إنسانا وأن لي كذا وكذا

(رواه أبو داود ٤٨٧٥ و الترمذي ٢٥٠٢)
“Saya berkata kepada Nabi صلى الله عليه وسلم : “Cukuplah bagi anda dari Shafiyyah begini dan begini -maksudnya dia itu bertubuh pendek.” Beliau berkata: “Sungguh engkau telah mengucapkan kalimat yang kalau dicampur dengan air laut niscaya dapat merubah (rasa dan bau)nya!” Aisyah berkata: “Saya juga menceritakan tentang seseorang kepada beliau. Lalu beliau menjawab: “Saya tidak suka menceritakan seseorang sedangkan pada diriku terdapat (kekurangan) ini dan ini.” [HR Abu Daud (4875) dan At Tirmidzi (2502)]

Imam An Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini merupakan larangan yang paling tegas dari perbuatan ghibah.”

4. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:


Jangan meremehkan orang

 عن ابى غريرة قال رسرل الله صلى الله عليه و سلم
بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم. كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه

(رواه مسلم  ص ٢٥٦٤)


“Cukuplah merupakan kejelekan bagi seseorang dengan meremehkan saudara muslimnya. Setiap muslim haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim yang lain.” [HR Muslim (2564)]

Hadits di atas menerangkan larangan untuk menumpahkan darah, mengambil harta, dan menodai kehormatan sesama muslim. Dan perbuatan ghibah adalah salah satu bentuk pelecehan terhadap kehormatan seorang muslim yang tidak dibenarkan di dalam Islam.

5. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

عن أنس بن مالك لما عرج بي، مررت بقوم لهم أظفار من نحاس يخمشون وجوههم وصدورهم

فقلت: من هؤلاء يا جبريل؟ قال: هؤلاء الذين يأكلون لحوم الناس ويقعون في أعراضهم

(رواه أبو داود ٤٨٧٨)
“Ketika saya dimi’rajkan, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga sedang mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya: “Siapakah mereka ini wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan melecehkan kehormatan mereka.” [HR Abu Daud (4878). Hadits shahih.]

Hadits ini menerangkan bentuk hukuman yang dialami oleh orang-orang yang gemar membicarakan kejelekan dan menjatuhkan kehormatan orang lain.

Jangan menggunjing atau meremehkan orang


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ

أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

(الحجرات  ١٣)

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

(الحجرات  ١٢)

 عن ابى غريرة قال رسرل الله صلى الله عليه و سلم
بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم. كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه

(رواه مسلم  ص ٢٥٦٤)

عن ابى غريرة قال رسرل الله صلى الله عليه و سلم
أتدرون ما الغيبة؟ قالوا: الله ورسوله أعلم. قال: ذكرك أخاك بما يكره

قيل: أفرأيت إن كان في أخي ما أقول؟ قال: إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته، وإن لم يكن فيه فقد بهته

(رواه مسلم  ص ٢٥٨٩)

عن عائشة قلت للنبي صلى الله عليه وسلم: حسبك من صفية كذا وكذا - تعني قصيرة

فقال: لقد قلت كلمة لو مزجت بماء البحر لمزجته! قالت: وحكيت له إنسانا

قال: ما أحب أني حكيت إنسانا وأن لي كذا وكذا

(رواه أبو داود ٤٨٧٥ و الترمذي ٢٥٠٢)

عن أنس بن مالك لما عرج بي، مررت بقوم لهم أظفار من نحاس يخمشون وجوههم وصدورهم

فقلت: من هؤلاء يا جبريل؟ قال: هؤلاء الذين يأكلون لحوم الناس ويقعون في أعراضهم

(رواه أبو داود ٤٨٧٨)

 

Selasa, 27 Januari 2015

Dunia, ladang beramal

Jika kita keluar rumah, kita akan menyaksikan bahwa kebanyakan manusia –mungkin juga diri kita- memandang dunia sebagai tujuan hidupnya. Belum yang kita saksikan di kota-kota baik di pinggiran jalan, di kendaraan; di bus-bus, kereta maupun lainnya. Kita akan menyaksikan bahwa yang terlintas di benaknya hanyalah “Bagaimana caranya agar bisa hidup enak di dunia ini”, tidak lebih dari itu. Seakan-akan tidak pernah terlintas di hati ini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk beramal. Kita akan melihat manusia bermegah-megahan dalam segala hal sampai tidak sempat lagi beramal. Allah berfirman:

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu-sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (Terj. At Takaatsur: 1-2)

Ketika azan dikumandangkan mereka masih saja sibuk dengan pekerjaannya, tanpa mempedulikan seruan adzan. Padahal tentang dunia ini, Allah Ta’ala berfirman,

 “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan saling berbangga dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (Terj. Al Hadiid : 20)

Di ayat lain, Allah berfirman:

 “Sesungguhnya  perumpamaan kehidupan dunia itu, adalah seperti air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan berhias, dan permliknya mengira bahwa mereka pasti  menguasainya (memetik hasilnya), tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan  laksana tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang berfikir.” (Terj. Yunus : 24)َ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ . فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟


“Dunia dibanding akhirat, tidak lain seperti salah seorang di antara kamu menyelupkan jarinya ke dalam lautan (kemudian diangkat), lalu lihatlah yang menempel darinya?” (HR. Muslim)

Hikmah di balik musibah

Berbagai macam bencana, musibah, kecelakaan dan kematian yang kita lihat seharusnya membuat diri kita berhenti dari sikap ini “Mengerahkan fikiran dan tenaga hanya untuk meraih kenikmatan dunia”, karena pada bencana, musibah, kecelakaan dan kematian terdapat bukti nyata akan fananya dunia dan tidak pantasnya dijadikan sebagai tempat tujuan.

Cara pandang yang salah

Sebenarnya, tidak mengapa meraih kesenangan dunia, hanya saja yang menjadi masalah adalah ketika sibuk dengan dunia sampai lupa dengan akhirat. Shalat lima waktu dan ibadah-ibadah lainnya yang sesungguhnya manusia diciptakan untuk itu malah ditinggalkan dan tidak menggunakan kenikmatan yang ada untuk itu. Nampaknya, untuk orang yang seperti ini hanya maut saja yang dapat membuatnya menyadari kelalaiannya. Allah Ta’ala berfirman,

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata (menyesali): “Wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan aku sedikit waktu lagi, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”– Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan  seseorang apabila telah datang waktunya. Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (Al Munaafiquun : 10-11)

Akibatnya ia pun menyesal, karena terlena oleh dunia dan tidak sempat beramal.

Sungguh sangat sedikit sekali orang yang memiliki pandangan “Dunia adalah ladang tempat beramal” sebagai persiapan menuju negeri yang kekal, yaitu akhirat. Padahal inilah pandangan yang benar terhadap dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap insan. Oleh karena itu, ia pun menjadikan berbagai fasilitas yang ada sebagai sarana untuk memperbanyak amal shalih. Dunia adalah jembatan menuju akhirat, di dunia ia bisa memperbanyak bekal, yaitu takwa. Dunia adalah tempat ibadah, tempat shalat, tempat puasa, tempat bersedekah, tempat berjihad dan tempat ia berlomba-lomba dengan saudaranya untuk menggapai kebaikan (surga).

Petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjalani hidup di dunia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ


“Jadilah kamu di dunia  seakan-akan sebagai orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari)

Yakni janganlah kamu cenderung kepada dunia, jangan kamu jadikan sebagai tempat tujuan, jangan sampai terlintas dalam dirimu bahwa kamu akan kekal di situ, jangan berlebihan terhadapnya, jangan sampai hatimu bergantung kepadanya, jangan sampai kamu disibukkan oleh selain tujuanmu yang sebenarnya di dunia ini (yaitu memperbanyak bekal).

Cukuplah kiranya teladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai contoh terdepan dalam berpandangan seperti ini, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

نَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً فَقَالَ مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas tikar. Ketika bangun, tikar itu memberikan bekas pada badan bagian samping Beliau. Lalu kami berkata, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami membuatkan untukmu kasur?” Beliau menjawab, “Apa kepentinganku terhadap dunia ini! Aku di dunia ini hanyalah seperti orang yang menaiki kendaraan sedang berteduh sebentar di bawah sebuah pohon, kemudian akan pergi meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)

Amr bin Harits radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika wafatnya tidak meninggalkan satu dinar, satu dirham, budak laki-laki maupun budak perempuan dan tidak meninggalkan apa-apa selain seekor bighal putih (kuda yang lahir dari perkawinan kuda dan keledai) yang biasa ditungganginya, senjatanya dan tanahnya yang disedekahkan untuk Ibnussabil.” (HR. Bukhari)

Sungguh indah ucapan penyair berikut,

اِنَّ ِللهِ عِبَادًا فُطَنَا         طَلَّقُوا الدُّنْيَا وَخَافُو اْلفِتَنَا

نَظَرُوْا فِيْهَا عَلِمُوْا         اَنَّهَا لَيْسَتْ لِحَيٍّ وَطَنًا

جَعَلُوْهَا لُجَّةً وَاتَّخَذُوْا    صَالِحَ اْلاَعْمَالِ فِيْهاَ سُفُنًا


“Sesungguhnya Allah memiliki hamba yang cerdas,

Mereka melepaskan dunia dan takut akan terfitnah,

Mereka melihat dunia itu dengan sebenarnya,

Maka sadarlah mereka bahwa ia tidak pantas

dijadikan tempat menetap,

Mereka pun menjadikan dunia sebagai samudera,

dan menjadikan amal yang shalih sebagai bahtera.”

Oleh karena itu sudah sepantasnya kita memiliki sikap Zuhud terhadap dunia.

Nasehat ulama tentang Zuhud

Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya dunia akan pergi meninggalkan dan akhirat akan datang menghadap. Masing-masing dari keduanya  memiliki anak-anak, jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena sesungguhnya hari ini adalah (waktu) beramal dan belum dihisab, sedangkan nanti adalah hisab dan tidak lagi bisa beramal.”

Abdullah bin ‘Aun berkata, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadikan untuk dunia ini sisanya (dari bekerja) untuk akhirat, namun kamu menjadikan untuk akhirat kamu sisanya (dari bekerja) untuk duniamu.”

Marwan bin Musa

Maraaji': Riyaadhush Shalihin dll.

"Orang yang bangkrut" Malam Selasa

Mati tak membawa Harta

Firman Allah dalam surat Asy-syu'aro ayat 88-89

يَوْمَ لاَيَنفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُونَ . إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(الشعار ٨٨ - ٨٩)

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."

Dalam "Durrotun Nashihin ,hal 146-147


 (وحكي)

إن فطمة الزهراء بنت النبي صلي الله عليه وسلم لما ماتت حمل جنازتها اربعة نفر زوجها علي وابناها الحسن والحسين وابو ذر الغفاري رضي الله تعالي عنهم اجمعين ،فلما وضعوها علي شفير القبر قام ابو ذر فقال يا قبر اتدري من التي جئنا بها اليك ؟ هي فاطمة الزهراء بنت رسول الله صلي الله عليه وسلم وزوجة علي المرتضي وام الحسن والحسين  فسمعوا نداء من القبر يقول : ما انا موضع حسب ونسب ، وانما انا موضع العمل الصالح فلا ينجو مني الا من كثر خيره وسلم قلبه وخلص عمله

(كذا في مشكاة الانوار )

(Di riwayatkan) : Ketika sayyidatina fathimah az-zahro binti Rosulillah wafat . jenazah beliau dipikul oleh empat laki-laki , Sayyidina 'Ali suaminya , Dua puteranya Sayyidina Hasan dan sayyidina Husain serta Abu Dzarrin al-ghifari ,semoga keridhoan Allah atas mereka .
Ketika jenazah sayyidatina fathimah diletakkan dipinggir kubur, Abu Dzarrin al-ghifari berdiri dan berkata : Wahai kubur.... Tahukah engkau.siapa yang kami bawa kepadamu ? Beliau adalah Fathimah az-zahro puteri Rosulillah SAW , Isterinya 'Ali al-murtadho dan Ibunda dari Hasan dan Husain.
Maka terdengar suara dari dalam kubur : Aku bukan tempat pangkat kedudukan serta keturunan , Namun aku tempatnya amal sholih , tiada yang selamat dariku kecuali orang-orang yang banyak melakukan kebaikan dan selamat hatinya serta ikhlas amalnya.
( demikian dalam Misykatul Anwar )

Semoga taufiq hidayah serna inaayah Allah menyertai kita semua , amin

Orang yang bangkrut

Rasulullah bersabda,

أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكاَةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian apa yang disebut dengan orang yang bangkrut?”, mereka (para sahabat) berkata, “Orang bangkrut yang ada diantara kami adalah orang yang tidak ada dirhamnya dan tidak memiliki barang”. Rasulullah berkata, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat, puasa, dan zakat. Dia datang dan telah mencela si fulan, telah menuduh si fulan (dengan tuduhan yang tidak benar), memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, dan memukul si fulan. Maka diambillah kebaikan-kebaikannya dan diberikan kepada si fulan dan si fulan. Jika kebaikan-kebaikan telah habis sebelum cukup untuk menebus kesalahan-kesalahannya maka diambillah kesalahan-kesalahan mereka (yang telah ia dzolimi) kemudian dipikulkan kepadanya lalu iapun dilemparkan ke neraka” (HR Muslim no 2581)

Di Gosip malah mengirim makanan

ويقال أن الحسن البصري رحمه الله أن فلان له غيبة. فآرسال طبق الحلو من الغذاء إلى الأشخاص الذي لديه غية وقال له صلت الأخبار لي أن كنت قد قدمت (مكافأة) الخير للاللطف معي، فيدلك أريد لتسديد اللطفك

(وفية الآعيان ج  ٢  ص  ٧١)

 Dikatakan kepada Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah bahwasanya si fulan telah mengghibahmu. Maka beliaupun mengirim sepiring makanan yang manis kepada orang yang telah mengghibahnya tersebut lalu berkata kepadanya, “Telah sampai kabar kepadaku bahwasanya engkau telah menghadiahkan (pahala) kebaikan-kebaikanmu kepadaku maka aku ingin membalas kebaikanmu tersebut” (Wafayaatul A’yaan 2/71)

Menjaga Lisan

Seorang penyair berkata:

يُشَارِكُ لَكَ الْمُغْتَابُ فِي حَسَنَاتِهِ وَيُعْطِيْكَ أَجْرَ صَوْمِهِ وَصَلاَتِهِ

فَكَافِهِ بِالْحُسْنَى وَقُلْ رَبِّ جَازِهِ بِخَبْرٍ وَكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ

فَيَا أَيُّهَا الْمُغْتَابُ زِدْنِي فَإِنْ بَقِيَ ثَوَابُ صَلاَةٍ أَوْ زَكاَةٍ فَهَاتِهِ

Orang yang mengghibahmu menyertakan engkau dalam kepemilikan kebaikan-kebaikannya
Dan ia menghadiahkan kepadamu pahala puasa dan sholatnya
Maka hendaklah engkau membalasnya dengan kebaikan dan katakanlah, “Wahai Tuhanku balaslah dia dengan kebaikan dan hapuslah dosa-dosanya”
Wahai orang yang menggibahku tambahlah hadiahmu kepadaku…
Jika masih tersisa pahala solatmu dan zakatmu maka berikanlah kepadaku.

MENJAGA UCAPAN
dinukil dari kitab Ihya' Imam Al Ghozzali.

وقال أبو بكر بن عياش اجتمع أربعة ملوك ملك الهند وملك الصين وكسرى وقيصر فقال أحدهم أنا أندم على ما قلت ولا أندم على ما لم أقل وقال الآخر إني إذا تكلمت بكلمة ملكتني ولم أملكها وإذا لم أتكلم بها ملكتها ولم تملكني وقال الثالث عجبت للمتكلم إن رجعت عليه كلمته ضرته وإن لم ترجع لم تنفعه وقال الرابع أنا على رد ما لم أقل أقدر مني على رد ما قلت


abu bakar bin iyas berkata,
" ada empat orang raja sedang berkumpul yaitu raja india, raja cina, raja persia dan raja mesir.
raja india berkata : " aku sering menyesal sebab apa yg kuucapkan tetapi aku tdk pernah menyesal sebab apa yg tdk pernah ku ucapkan."
raja cina berkata : " ketika aku mengucapkan satu kalimat maka kalimat tsb memilikiku dan aku tdk bisa memilikinya, dan ketika aku tdk mengucapkan kalimat tsb maka aku memilikinya dan dia tdk memilikiku."
raja persia berkata : " aku heran thd orang yg berbicara, jika kalimatnya kembali kepadanya maka kalimat tsb membahayakan dia dan jika kalimatnya tdk kembali maka kalimat tsb tdk bisa memberikan manfaat padanya."
raja mesir berkata : " aku lebih mampu utk menolak apa yg tdk kuucapkan daripada menolak apa yg telah ku ucapkan."

ويدلك على فضل لزوم الصمت أمر وهو أن الكلام أربعة أقسام قسم هو ضرر محض وقسم هو نفع محض وقسم فيه ضرر ومنفعة وقسم ليس فيه ضرر ولا منفعة

dalil yg menunjukkan ttg keutamaan diam adalah sbb:
sesungguhnya ucapan itu ada empat bagian:
1. ucapan yg murni membahayakan.
2. ucapan yg murni bermanfaat.
3. ucapan yg bercampur antara bahaya dan manfaat.
4. ucapan yg tdk ada bahayanya juga tdk ada manfaatnya.

أما الذي هو ضرر محض فلا بد من السكوت عنه وكذلك ما فيه ضرر ومنفعة لا تفي بالضرر

وأما ما لا منفعة فيه ولا ضرر فهو فضول والاشتغال به تضييع زمان وهو عين الخسران فلا يبقى إلا القسم الرابع فقد سقط ثلاثة أرباع الكلام وبقي ربع وهذا الربع فيه خطر إذ يمتزج بما فيه إثم من دقائق الرياء والتصنع والغيبة وتزكية النفس

adapun ucapan yg murni berbahaya maka wajib utk diam darinya, begitu juga denga ucapan yg berampur antara bahaya dan manfaat karena utk menghindari bahayanya.
adapun ucapan yg tdk mengandung manfaat dan tdk mengandung bahaya maka ini termasuk ucapan yg berlebih, sibuk dengan ucapan ini hanya akan menyia nyiakan waktu saja dan ini nyatalah sebuah kerugian, maka tiada yg tersisa kecuali bagian yg keempat karena yg tiga perempat sdh gugur.
yg keempat adalah ucapan yg murni bermanfaat, ucapan yg murni bermanfaat inipun masih mengandung bahaya karena bisa saja ucapan yg bermanfaat ini mengandung dosa dari riya'/ pamer yg tersembunyi, bisa juga sebab hanyalah kepura2 an dan menganggap dirinya bersih.

" من صمت نجا "

" barang siapa yg diam maka selamat."
wallohu a'lam.

إحياء علوم الدين
أبو حامد الغزالي

Menuduh Nabi tidak adil

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ، جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ: " اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: وَيْلَكَ وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: دَعْنِي أَضْرِبْ عُنُقَهُ، قَالَ: دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad : Telah menceritakan kepada kami Hisyaam : Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Az-Zuhriy, dari Abu Salamah, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Ketika Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang membagi (harta rampasan), tiba-tiba ‘Abdullah bin Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu berkata : “Berbuat adillah wahai Muhammad !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Celaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil ?". Mendengar itu ‘Umar bin Al-Khaththaab berkata : “Ijinkanlah aku untuk memenggal lehernya !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Biarkan saja ia, sebab ia mempunyai beberapa teman yang salah seorang diantara kalian akan menganggap remeh shalatnya dibanding dengan shalat orang itu, menganggap remeh puasanya dengan puasa orang itu. (Akan tetapi) mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya....” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6933].

FADHILAH SHOLAT

Dinukil dari kitab Tambihul Ghofilin Abul Laits As Samarqondi

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، وَحُبُّ الْمَلَائِكَةِ، وَسُنَّةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَنُورُ الْمَعْرِفَةِ، وَأَصْلُ الْإِيمَانِ،

Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Sholat adalah keridhoan Allah, sholat adalah kecintaan malaikat, sholat adalah sunnah para nabi, sholat adalah cahaya ma'rifat dan sholat adalah asal keimanan.

وَإِجَابَةُ الدُّعَاءِ، وَقَبُولُ الْأَعْمَالِ، وَبَرَكَةٌ فِي الرِّزْقِ، وَرَاحَةٌ لِلْأَبْدَانِ، وَسِلَاحٌ عَلَى الْأَعْدَاءِ، وَكَرَاهِيَةٌ لِلشَّيْطَانِ , وَشَفِيعٌ بَيْنَ صَاحِبِهَا وَبَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ، وَسِرَاجٌ فِي قَبْرِهِ، وَفِرَاشٌ تَحْتَ جَنْبِهِ، وَجَوَابٌ مَعَ مُنْكَرٍ وَنَكِيرٍ، وَمُؤْنِسٌ فِي قَبْرِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا كَانَتِ الْقِيَامَةُ،

Sholat adalah terijabahnya doa, keterimanya amal, berkah dalam rizki, mengistirahatkan badan, senjata terhadap musuh dan kebencian syetan.
Sholat adalah penolong antara orang yg melakukannya dan malaikat maut, sholat adalah penerang dalam kubur, alas dibawah lambungnya, jawaban utk malaikat mungkar dan nakir dan penentram di dalam kubur hingga hari kiyamat.

صَارَتِ الصَّلَاةُ ظِلًّا فَوْقَهُ وَتَاجًا عَلَى رَأْسِهِ، وَلِبَاسًا عَلَى بَدَنِهِ، وَنُورًا يَسْعَى بَيْنَ يَدَيْهِ، وَسِتْرًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ، وَحُجَّةً لِلْمُؤْمِنِينَ بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

Ketika terjadi hari kiyamat maka sholat menjadi naungan di atasnya, menjadi mahkota dikepalanya dan menjadi baju thd badanya.
Sholat menjadi cahaya yg berjalan didepannya, menjadi penghalang antara dia dengan neraka dan menjadi hujjah bagi orang yg beriman dihadapan Rabbnya tabaroka wata'ala.

وَثِقَلًا فِي الْمَوَازِينِ، وَجَوَازًا عَلَى الصِّرَاطِ، وَمِفْتَاحًا لِلْجَنَّةِ، لِأَنَّ الصَّلَاةَ تَسْبِيحٌ وَتَحْمِيدٌ، وَتَقْدِيسٌ وَتَعْظِيمٌ وَقِرَاءَةٌ، وَدُعَاءٌ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْأَعْمَالِ كُلِّهَا الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا»

Sholat menjadi pemberat dalam timbangan amal kebaikan, menjadi bisa lewat di atas shirot dan manjadi kuncinya syurga karena sholat adalah tasbih (pensucian), tahmid (pujian) , taqdis (pensucian) ta'dhim (pengagungan), qiro'ah (bacaan alqur'an) dan doa.
Dan sesungguhnya seutama-utamanya semua amalan adalah sholat di awwal waktunya. "

wallohu a'lam.
تنبيه الغافلين
ابو الليث السمرقندى

ZAKAT

Dinukil dari kitab Minhajul 'Arifin Imam Al Ghozzali

الزكاة
و عن كل جزء من أجزائك زكاة واجبة لله :
فزكاة القلب : التفكر في عظمته و حكمته و قدرته و حجته و نعمته و رحمته .
و زكاة العين : النظر بالعبرة و الغض عن الشهوة
و زكاة الأذن : الاستماع إلى ما فيه نجاتك
و زكاة اللسان : النطق بما يقربك إليه
و زكاة اليد : القبض عن الشر و البسط إلى الخير
و زكاة القدم : السعي إلى ما فيه صلاح قلبك و سلمة دين

 منهاج العارفين

حجة الاسلام الغزالي

Zakat
Dari setiap bagian dari tubuhmu terdapat zakat yg wajib ditunaikan kpd Allah,
- Zakatnya hati adalah Tafakkur pada keagungan-Nya, hikmah-Nya, kuasa-Nya, hujjah-Nya, nikmat-Nya dan rahmat-Nya.
- Zakatnya mata adalah adalah melihat dengan mengambil ibroh / pelajaran dan berpaling dari syahwat.
- Zakatnya telinga adalah mendengarkan pada hal2 yg dapat menyelamatkanmu
- Zakatnya lisan adalah berucap dengan perkataan yg bisa mendekatkanmu kepada Allah.
- Zakatnya tangan adalah menahannya dari keburukan dan mengulurkannya kpd kebaikan.
- Zakatnya kaki adalah berjalan menuju pada hal2 yg dapat memberikan kebaikan kepada hatimu dan memberikan keselamatan dalam agamamu.
(Kitab Minhajul 'Arifin Imam Al Ghozzali)

منهاج العارفين
حجة الاسلام الغزالي
wallohu a'lam.
Semoga bermanfaat

Memadu antara dunia dan akhirat

Nabi bersabda :

عَنْ اَنَسٍ قَا لَ رَسُولُ الله ص م : لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاَ خِرَتِهِ وَلَا اَخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَى يُصِيْبَ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَاِن الدُنْيَا بَلَا غٌ اِلَى الْاَ خِرَةِ وَلَا تَكُوْنُوْا كَلًا عَلَى النَاسِ 

(رواه ابن عساكر عن انس)

Bukanlah orang yang baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (H.R. Ibnu Asakir dari Anas dalam Kitab Tafsir al-Kasysyaf jilid 4 hal.1670)

Jadilah manusia yang wajar

 حَدَثَنَا عَبْدَاللهِ بْنَ عَمْرٍو بن العاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ص م اَلَمْ أُخْبَرَ أَنَّكَ تَصُوْمُ وَلَا تُفْطِرُ,وَتُصَلِّى؟ فَصُمْ وَأَفْطِرْ, وَقُمْ وَنَمْ , فَإِنَّ لِجَسَدِكَ حَقًا وَاِن لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًا,وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حقاً

Hadis dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash. Rasul bersabda, “Bukankah telah dikabarkan kepadaku bahwasannya engkau berpuasa dan tidak pernah berbuka, serta sholat? Berpuasalah dan berbukalah serta sholatlah dan tidurlah. Sesungguhnya bagi tubuhmu ada haq atasmu. Sesungguhnya bagi  kedua matamu ada hak atasmu, dan sesungguhnya bagi istrimu ada hak atasmu”. (H.R. Bukhori dalam kitab Shahih Bukhori jilid 3 hal.277)

"Orang yang bangkrut" Malam Selasa


Fadilah Sholat

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، وَحُبُّ الْمَلَائِكَةِ، وَسُنَّةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَنُورُ الْمَعْرِفَةِ، وَأَصْلُ الْإِيمَانِ

وَإِجَابَةُ الدُّعَاءِ، وَقَبُولُ الْأَعْمَالِ، وَبَرَكَةٌ فِي الرِّزْقِ، وَرَاحَةٌ لِلْأَبْدَانِ، وَسِلَاحٌ عَلَى الْأَعْدَاءِ، وَكَرَاهِيَةٌ لِلشَّيْطَانِ , وَشَفِيعٌ بَيْنَ صَاحِبِهَا وَبَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ، وَسِرَاجٌ فِي قَبْرِهِ، وَفِرَاشٌ تَحْتَ جَنْبِهِ، وَجَوَابٌ مَعَ مُنْكَرٍ وَنَكِيرٍ، وَمُؤْنِسٌ فِي قَبْرِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا كَانَتِ الْقِيَامَةُ،

صَارَتِ الصَّلَاةُ ظِلًّا فَوْقَهُ وَتَاجًا عَلَى رَأْسِهِ، وَلِبَاسًا عَلَى بَدَنِهِ، وَنُورًا يَسْعَى بَيْنَ يَدَيْهِ، وَسِتْرًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ، وَحُجَّةً لِلْمُؤْمِنِينَ بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

وَثِقَلًا فِي الْمَوَازِينِ، وَجَوَازًا عَلَى الصِّرَاطِ، وَمِفْتَاحًا لِلْجَنَّةِ، لِأَنَّ الصَّلَاةَ تَسْبِيحٌ وَتَحْمِيدٌ، وَتَقْدِيسٌ وَتَعْظِيمٌ وَقِرَاءَةٌ، وَدُعَاءٌ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْأَعْمَالِ كُلِّهَا الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا»

(تنبيه الغافلين ابو الليث السمرقندى)

Sya'ir menjaga Lisan

(كما قال شاعر)  

يُشَارِكُ لَكَ الْمُغْتَابُ فِي حَسَنَاتِهِ وَيُعْطِيْكَ أَجْرَ صَوْمِهِ وَصَلاَتِهِ
فَكَافِهِ بِالْحُسْنَى وَقُلْ رَبِّ جَازِهِ بِخَبْرٍ وَكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
فَيَا أَيُّهَا الْمُغْتَابُ زِدْنِي فَإِنْ بَقِيَ ثَوَابُ صَلاَةٍ أَوْ زَكاَةٍ فَهَاتِهِ

Mati Harta tidak bermanfaat

يَوْمَ لاَيَنفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُونَ . إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيم

(الشعاراء ٨٨ - ٨٩)

Kuburan tak kenal Pangkat atau jabatan

 (وحكي)

إن فطمة الزهراء بنت النبي صلي الله عليه وسلم لما ماتت حمل جنازتها اربعة نفر زوجها علي وابناها الحسن والحسين وابو ذر الغفاري رضي الله تعالي عنهم اجمعين ،فلما وضعوها علي شفير القبر قام ابو ذر فقال يا قبر اتدري من التي جئنا بها اليك ؟ هي فاطمة الزهراء بنت رسول الله صلي الله عليه وسلم وزوجة علي المرتضي وام الحسن والحسين  فسمعوا نداء من القبر يقول : ما انا موضع حسب ونسب ، وانما انا موضع العمل الصالح فلا ينجو مني الا من كثر خيره وسلم قلبه وخلص عمله

(درة الناصحين ص ١٤٦ - ١٤٧ و كذا في كتاب مشكاة الانوار)

Orang yang bangkrut

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم
أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكاَةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

(رواه مسلم ٢٥٨١)

Di gunjing dan di hina malah mengirim makanan

ويقال أن الحسن البصري رحمه الله أن فلان له غيبة. فآرسال طبق الحلو من الغذاء إلى الأشخاص الذي لديه غية وقال له صلت الأخبار لي أن كنت قد قدمت (مكافأة) الخير للاللطف معي، فيدلك أريد لتسديد اللطفك

(وفية الآعيان  ج  ٢  ص  ٧١)

Nabi dituduh tidak adil oleh Bani Tamim

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ، جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ: " اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: وَيْلَكَ وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: دَعْنِي أَضْرِبْ عُنُقَهُ، قَالَ: دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ

(رواه البخارى  ٦٩٣٣)


Fadilah Sholat

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، وَحُبُّ الْمَلَائِكَةِ، وَسُنَّةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَنُورُ الْمَعْرِفَةِ، وَأَصْلُ الْإِيمَانِ

وَإِجَابَةُ الدُّعَاءِ، وَقَبُولُ الْأَعْمَالِ، وَبَرَكَةٌ فِي الرِّزْقِ، وَرَاحَةٌ لِلْأَبْدَانِ، وَسِلَاحٌ عَلَى الْأَعْدَاءِ، وَكَرَاهِيَةٌ لِلشَّيْطَانِ , وَشَفِيعٌ بَيْنَ صَاحِبِهَا وَبَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ، وَسِرَاجٌ فِي قَبْرِهِ، وَفِرَاشٌ تَحْتَ جَنْبِهِ، وَجَوَابٌ مَعَ مُنْكَرٍ وَنَكِيرٍ، وَمُؤْنِسٌ فِي قَبْرِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا كَانَتِ الْقِيَامَةُ،

صَارَتِ الصَّلَاةُ ظِلًّا فَوْقَهُ وَتَاجًا عَلَى رَأْسِهِ، وَلِبَاسًا عَلَى بَدَنِهِ، وَنُورًا يَسْعَى بَيْنَ يَدَيْهِ، وَسِتْرًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ، وَحُجَّةً لِلْمُؤْمِنِينَ بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

وَثِقَلًا فِي الْمَوَازِينِ، وَجَوَازًا عَلَى الصِّرَاطِ، وَمِفْتَاحًا لِلْجَنَّةِ، لِأَنَّ الصَّلَاةَ تَسْبِيحٌ وَتَحْمِيدٌ، وَتَقْدِيسٌ وَتَعْظِيمٌ وَقِرَاءَةٌ، وَدُعَاءٌ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْأَعْمَالِ كُلِّهَا الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا»

(تنبيه الغافلين ابو الليث السمرقندى)

Sya'ir menjaga Lisan

(كما قال شاعر)  

يُشَارِكُ لَكَ الْمُغْتَابُ فِي حَسَنَاتِهِ وَيُعْطِيْكَ أَجْرَ صَوْمِهِ وَصَلاَتِهِ
فَكَافِهِ بِالْحُسْنَى وَقُلْ رَبِّ جَازِهِ بِخَبْرٍ وَكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
فَيَا أَيُّهَا الْمُغْتَابُ زِدْنِي فَإِنْ بَقِيَ ثَوَابُ صَلاَةٍ أَوْ زَكاَةٍ فَهَاتِهِ

 

Minggu, 25 Januari 2015

Kuburan Tak Kenal pangkat dan keturunan

Firman Allah dalam surat Asy-syu'aro ayat 88-89

يَوْمَ لاَيَنفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُونَ . إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."


AKU TAK KENAL PANGKAT DAN KETURUNAN Dalam "Durrotun Nashihin ,hal 146-147

 (وحكي)

إن فطمة الزهراء بنت النبي صلي الله عليه وسلم لما ماتت حمل جنازتها اربعة نفر زوجها علي وابناها الحسن والحسين وابو ذر الغفاري رضي الله تعالي عنهم اجمعين ،فلما وضعوها علي شفير القبر قام ابو ذر فقال يا قبر اتدري من التي جئنا بها اليك ؟ هي فاطمة الزهراء بنت رسول الله صلي الله عليه وسلم وزوجة علي المرتضي وام الحسن والحسين  فسمعوا نداء من القبر يقول : ما انا موضع حسب ونسب ، وانما انا موضع العمل الصالح فلا ينجو مني الا من كثر خيره وسلم قلبه وخلص عمله

(كذا في مشكاة الانوار )

(Di riwayatkan) : Ketika sayyidatina fathimah az-zahro binti Rosulillah wafat . jenazah beliau dipikul oleh empat laki-laki , Sayyidina 'Ali suaminya , Dua puteranya Sayyidina Hasan dan sayyidina Husain serta Abu Dzarrin al-ghifari ,semoga keridhoan Allah atas mereka .
Ketika jenazah sayyidatina fathimah diletakkan dipinggir kubur, Abu Dzarrin al-ghifari berdiri dan berkata : Wahai kubur.... Tahukah engkau.siapa yang kami bawa kepadamu ? Beliau adalah Fathimah az-zahro puteri Rosulillah SAW , Isterinya 'Ali al-murtadho dan Ibunda dari Hasan dan Husain.
Maka terdengar suara dari dalam kubur : Aku bukan tempat pangkat kedudukan serta keturunan , Namun aku tempatnya amal sholih , tiada yang selamat dariku kecuali orang-orang yang banyak melakukan kebaikan dan selamat hatinya serta ikhlas amalnya.
( demikian dalam Misykatul Anwar )

Semoga taufiq hidayah serna inaayah Allah menyertai kita semua , amin

Asal Usulnya Dinamakan I'rob Dan Harokat

Hikmah Dan Hikayah Islami << Sumber ling
Hikmah Dan Hikayah Islami 

I'ROB ITU ADA 4 HAROKAT ADA ....

1. ROFA' 2. NASHOB 3. JAR (KHOFDL) 4. JAZEM

HAROKAT

1. DLOMMAH 2. FATHAH 3. KASRAH 4. .......

رفع ....

وسمي رفعا لإرتفاع الشفتين عند النطق به

وعلامته الضمة وسمي ضما لإنضمام الشفتين عند النطق ب


1.ROFA' .

Dinamakan rofa' karna terangkatnya 2 bibir ketika mengucapkan nya
dan sebagian tandanya adalah dlommah

DLOMMAH

Dinamakan dlommah karna terkumpulnya 2 bibir waktu mengucapkan nya

نصب معناه لغة الإستوء ولإستقامة وسمي نصبا لإنتصاب الشفتين عند النطق به

وسمي فتحا لانفتاح الشفتين عندالنطق


2. NASHOB

Secara etimologi (kesamaan/setara/sejajar) dan istiqomah Dinamakan nashob karna setara nya ke 2 bibir ketika mengucapkan

di antara tandanya nashob adalah FATHAH

Dinamakan fathah karna terbuka nya ke 2 bibir ketika mengucapkan nya

وخفض معناه لغة الخضوع والتذلل

وسمي خفضا لانخفاض الشفة عند النطق به

وسمي كسرا لانكسار الشفة السفلى عند النطق به


3. JAR (KHOFDL)

KHOFDL secara bahasa artinya tunduk,yang rendah

Dinamakan khofdl/jar karna rendahnya bibir bawah ketika mengucapkan

tandanya adalah kasroh (pecah)

Dikatakan kasroh karna terpecahnya bibir bawah dari bibir atas ketika mengucapkan nya

وجزم معناه القطع وسمي جزما لانقطاع الحركة عند النطق به

عشماوي ص ١١-١٢


4. JAZEM

JAZEM secara etimologi terputus

Dinamakan jazem karna terputusnya harokat ketika mengucapkan nya

tandanya SUKUN

KETERANGAN : KITAB 'ASMAAWI HAL 11/12

APAKAH SUKUN MASUK HAROKAT ATAU TIDAK

DI BAWAH INI JAWABAN NYA

قوله بالسكون على الأصل ولذلك قدمه الناظم وهو لغة ضد الحركة وإصطلاحا حذف الحركة

فتح رب البرية ص١٩


SUKUN

Secara etimologi adalah lawan kata harokat

Secara terminologi adalah membuang harokat

Keterangan : fathu robbil bariyyah hal 19

Via : FP Facebook Pesantren Indonesia 

Related Articles


Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR: ANTARA MU'TAZILAH DAN ASY'ARIYAH
Berbicara kosep Mu’tazilah tentang amar ma’ruf nahi munkar adalah masalah yang sangat menarik. Dikatakan demikian karena prinsip yang dikembangkannya dengan menggunakan kekerasan dan paksaan. Mereka menetapkan bahwa semua muslim wajib melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk mensiarkan dakwah Islam dan menunjukki orang yang sesat serta mencegah serangan orang yang mencampur adukkan kebenaran dan kebatilan sehingga mereka tidak dapat menghancurkan Islam.

Karena itulah mereka menerapkan dengan gigih prinsip amar ma’ruf nahi munkar dalam menghadapi orang-orang zindiq yang berkembang pada awal masa pemerintahan Bani Abbas dan bertujuan menghancurkan sendi-sendi Islam. Mu’tazilah juga gigih untuk menghujat para ulama fiqih dan hadits dengan dalil dan berbagai keterangan, atau dengan cara kekerasan dan kekuatan pemerintah, dan berusaha menarik mereka untuk mengikuti paham Mu’tazilah.[1]

Keberadaan Mu’tazilah telah menghentikan gelombang orang-orang zindiq yang merebak pada masa awal tumbuhnya daulah Abbasiyyah. Itulah sebabnya pada khalifah daulah ini mendukung mereka. Harun al-Rasyid pernah memusuhi mereka dan membatasi gerakan mereka tetapi kemudian merangkul mereka (Mu’tazilah) setelah mengetahui bahwa merekalah yang terkenal mampu mengalahkan para penyembah berhala.[2]

Sebenarnya prinsip amar ma’ruf nahi munkar lebih banyak berhubungan dengan taklif dan lapangan fiqih dari pada lapangan tauhid. Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menerangkan tentang masalah amar ma’ruf nahi munkar ini, antara lain pada surat Ali Imran ayat 104 dan surat Luqman ayat 17. Prinsip ini menurut Mu’tazilah harus dijalankan oleh setiap orang Islam untuk menyiarkan agama dan mengambil bagian dari tugas ini. Sejarah menunjukkan betapa gigihnya orang-orang Mu’tazilah ini mempertahankan Islam, memberantas kesesatan-kesesatan yang tersebar luas pada permulaan khalifah bani Abbasiyyah yang hendak menghancurkan kebenaran Islam, bahkan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dalam melaksanakan perinsip tersebut, meskipun terhadap sesama golongan Islam sebagaimana yang pernah dialami golongan ahli hadits dalam masalah khalqul Qur’an.[3]

Adapun dalam perspektif Asy’ariyah tentang amar ma’ruf nahi munkar sangat berbeda dengan prinsip Mu’tazilah. Dalam prinsipnya Asy’ariyah tidak menggunakan kekerasan melainkan kebijaksanaan dan anti kerasan sepanjang pihak tersebut tidak memerangi. Dalam menyampaikan kebaikan dan melarang kemungkaran dilarang menggunakan pemaksaan kecuali sangat membahayakan orang banyak.[4]

Sedangkan dalam pandangan Mu’tazilah bahwa dalam menegakan ma’ruf dan melarang yang munkar harus memakai kekerasan dan pemaksaan. Pendirian Mu’tazilah tersebut menimbulkan banyaknya kebencian lawan-lawan politiknya yang yang tidak sepaham. Namun demikian, Mu’tazilah sudah tidak memperdulikan golongan yang tidak sepaham. Bagi Mu’tazilah tidak segan-segan memenjarakan lawannya yang tidak sepaham. Lain halnya dengan Asya’riah yang lebih moderat atau lunak dalam melontarkan ajaran-ajaran yang berkaitan dengan teologi. Bagi Asyari’ah perintah ma’ruf dan melarang kemungkaran tidak perlu dengan kekerasan. Sikap lunak dan bijak lebih diutamakan.

Kewajiban amar ma’ruf nahi munkar tidak hanya ditunjukkan dalam al-Qur'an, namun beberapa hadits mengisyaratkan tentang kewajiban tersebut antara lain:

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول من رأى منكم منكرا فليغيّره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه و ذلك أضعف الإيمان

Riwayat dari Abu Syaid al-Khudri r.a, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: barangsiapa di antara kalian melihat suatu perbuatan munkar, hendaklah ia bertindak dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka bertindak dengan lidahnya, dan juka ia tidak mampu hendaklah ia bertindak dengan hatinya; dan itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim)[5]

Menurut ilmu bahasa, arti amar ma’ruf nahi munkar ialah menyuruh kepada kebaikan mencegah dari kejahatan. Amar berarti menyuruh, ma’ruf berarti kebaikan, nahi berarti mencegah, dan munkar berarti kejahatan. Sehingga amar ma’ruf dapat diartikan sebagai setiap usaha mendorong dan menggerakkan umat manusia untuk menerima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang sepanjang masa telah diterima sebagai baik olehhati nurani manusia itu.

Menurut As-Syahid Abdul Kadir Audah, amar ma’ruf adalah menggerakkan orang sehingga tertarik untuk melakukan segala apa yang sewajarnya harus dikatakan atau dilakukan yang cocok dengan nash-nash syari’at Islam.[6] Usaha menggerakkan, sehingga orang lain tertarik untuk melakukan apa yang digerakkan yang mencakup aktivitas yang sangat luas. Ia meliputi aktivitas pemberian motivasi, aktivitas menciptakan situasi dan kondisi yang menguntungkan, pengorganisasian terhadap hal-hal yang digerakkan itu serta pemeliharaannya agar hal-hal yang digerakkan itu tetap hidup dan bahkan berkembang dengan suburnya.[7]

Sedang hal-hal ma’ruf itu mencakup segi-segi yang amat luas pula. Ia meliputi tingkah laku yang oleh manusia sepanjang masa dinilai sebagai baik. Baik tingkah laku itu dilakukan oleh perseorangan maupun oleh kolektif masyarakat secara keseluruhan. Hal-hal yang baik itu seperti keadilan, keberanian, kepahlawanan, kejujuran, ketaatan, persaudaraan, kasih sayang, kesabaran dan sifat-sifat terpuji lainnya yang sewajarnya dimiliki oleh manusia sebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT. Demikian pula hal-hal yang baik itu juga mencakup usaha-usaha perawatan orang tua, penyantunan terhadap orang miskin, perawatan terhadap anak yatim, orang-orang jompo, pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Juga hal-hal yang baik itu adalah usaha menyediakan dan memperluas lapangan kerja, usaha meningkatkan penghasilan masyarakat, usaha memperbaiki dan memelihara sarana-sarana yang diperlukan untuk kelancaran jalan penghidupan dan lain sebagainya.

Demikian pula hal yang baik itu juga meliputi usaha-usaha meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan masyarakat, mempersiapkan dan memberi perbekalan kepada anak-anak dengan ilmu, kecakapan dan sifat-sifat yang baik, juga usaha mengadakan dan memelihara sarana yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan pembentukan akhlak dan peningkatan kecerdasan masyarakat.

Demikian pula hal yang baik itu adalah usaha-usaha menciptakan ketenangan, perdamaian, tidak saling mengganggu serta usaha-usaha menciptakan situasi yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya hal-hal yang baik itu.[8]

Dari uraian di atas jelaslah bahwa usaha amar ma’ruf nahi munkar itu mencakup segenap aspek kehidupan masyarakat, baik dalam bidang sosial, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, politik dan sebagainya. Seluruh bidang kehidupan itu harus dibangun untuk kepentingan dan kesehjateraan hidup umat manusia. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan hal-hal yang ma’ruf dalam segenap seginya itulah, maka Allah SWT telah menurunkan syari’at, yang segenap aturannya memberikan stimulasi bagi tumbuh dan berkembangnya hal-hal yang ma’ruf itu di tengah-tengah pergaulan hidup masyarakt, seta menjaga dan memeliharanya dari segala gangguan, sehingga hal-hal yang ma’ruf itu dapat hidup dengan suburnya.

Di samping amar ma’ruf, tidak boleh dilupakan masalah nahi munkar. Perkataan munkar yang bentuk jama’nya adalah munkarat, yaitu nama untuk segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang masa telah dikutuk oleh watak manuia sebagai jahat. Hal-hal yang oleh watak manusia sepanjang masa dinilai jahat harus disingkirkan jauh-jauh dari kehidupan masyarakat. Begitu pula segala jalan yang akan memudahkan tumbuh dan timbulnya hal-hal yang jahat itu juga harus ditutup rapat-rapat. Sehingga hanya hal-hal yang makruf sajalah yang mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan hidup.

Usaha-usaha yang bertujuan untuk memusnahkan hal-hal yang jahat, begitu pula usaha-usaha menutup jalan bagi pertumbuhannya, adalah merupakan usaha dakwah yang harus dilakukan dalam segala segi kehidupan, yang mencakup bidang sosial, pendidikan, kebudayaan, ekonomi, politik dan sebagainya.[9] Atas dasar itulah maka usaha-usaha yang bermaksud memberantas kebodohan, kemelaratan, ketidak-adilan, kepalsuan dan sebagainya merupakan usaha amar ma’ruf nahi munkar. Oleh sebab itulah dimanapun dan kapanpun, umat Islam diwajibkan untuk melenyapkan yang munkar itu. Firman Allah,

و لتكن منكم امّة يدعون الى الخير و يأمرون بالمعروف و ينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. (Ali Imran Ayat 104)

[1] Abu al-Hasan al-Asy‘ari, Maqaalaat Al-Islaamiyyin Waikhtilaaf Al-Mushalliin, jilid I, Maktabah al-Nahdah al-Misriyyah, Kairo Mesir, 1369 H/1950 M, 44.

[2] Abu al-Hasan al-Asy’ari, Al-Ibanah ‘an Ushul al-Diyanah, Idarah al-Tahba’ah al-Muniriyyah, Kairo, tth, hlm. 32.

[3] Abu al-Hasan al-Asy’ari, Al-Luma' fi al-Radd ‘ala Ahl al-Ziyaq wa al-Bida’, Nahdlah al-Misriyyah, Kairo, Mesir, 1950

[4] Abu al-Hasan al-Asy’ar, Al-Ibanah, op. cit, hlm. 34.

[5] Syekh Islam Muhyidin Abi Zakariya Yahya ibn Syarif an-Nawawi, Riyad As-Shalihin, Dar al-Kutub al-Islami, tt, hlm. 108. lihat juga Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim, Tijariah Kubra, tt, hlm. 385.

[6] As-Syahid Abdul Kadir Audah, Islam dan Perundang-Undangan, Jaya Murni, Bandung, 1970, hlm. 17.

[7] A. Rosyad Shalih, Management Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1977, hlm. 25-26.

[8] Ibid.

[9] Abu al-Hasan al-asy’ari, Al-Luma' fi al-Radd ‘ala Ahl al-Ziyaq wa al-Bida’ Nahdlah al-Misriyyah, Kairo, Mesir, 1950

3 Keutamaan Wudhu

Wudhu merupakan sarana bersuci (thaharah) umat Islam dari hadats kecil. Wudhu memiliki 3 keutamaan yang luar biasa sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits di bawah ini:

1. Anggota wudhu akan bercahaya di hari kiamat

إِنَّ أُمَّتِى يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ

“Sungguh, umatku akan dipanggil (saat akan dihisab) nanti pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya di sekitar wajah, tangan dan kaki, karena bekas wudhu. Karena itu, barangsiapa diantara kalian yang ingin melebihkan basuhan wudhunya, maka lakukanlah.” (Muttafaq ‘alaih)

2. Mendapatkan perhiasan di surga sesuai batas wudhunya

تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ مِنَ الْمُؤْمِنِ حَيْثُ يَبْلُغُ الْوَضُوءُ

“Perhiasan orang mukmin (di surga) itu sesuai batas wudhunya” (HR. Muslim)

3. Diampuni dosanya

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ

“Barangsiapa berwudhu dan menyempurnakannya, maka semua dosa keluar dari jasadnya, hingga dari ujung kuku-kukunya.” (HR. Muslim)

مَنْ تَوَضَّأَ هَكَذَا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَكَانَتْ صَلاَتُهُ وَمَشْيُهُ إِلَى الْمَسْجِدِ نَافِلَةً

“Barangsiapa berwudhu demikian, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. Shalat dan berjalannya menuju masjid menjadi tambahan pahala.” (HR. Muslim)

إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ - أَوِ الْمُؤْمِنُ - فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ

“Apabila seorang muslim –atau mukmin- berwudhu, maka ketika membasuh wajah, seluruh dosa yang telah dilihat dengan kedua matanya keluar dari wajahnya bersama air –atau tetesan air terakhir. Ketika membasuh kedua tangannya, setiap dosa yang disebabkan pukulan tangannya keluar dari tangannya bersama air –atau tetesan air terakhir. Ketika membasuh kakinya, seluruh dosa karena perjalanan kakinya keluar bersama air -atau tetesan air terakhir. Sehingga, ia pun keluar dalam keadaan bersih dari seluruh dosa.” (HR. Muslim)

Demikianlah 3 keutamaan wudhu, semoga membuat kita semakin bersemangat dalam berwudhu dan berusaha menjaga wudhu.

Maksud dari Ilmu yang bermanfaat

Assalamu'alaykum Wr Wb. Wahai para pengurus piss-ktb, Tolong jelaskan secara luas tentang 'ilmu yang manfa'at. Supaya jadi pencerahan bagi saudara²/saudari² yang lainnya juga... Wassalamu'alaykum Wr Wb.

Wa alaikumus salaam warohmatulloh
ilmu yg bermanfa'at

- kitabkifayatul atqiya' halaman 67

هو ما يزيد في خوفك من الله وفي تبصيرك بعيوب نفسك ويقلل من رغبتك في الدنيا ويزيد في رغبتك في الاخرة ويفتح بصيرتك بافات اعمالك حتى تخترز منها ويطلعك على مكايد الشيطان وغروره

- kitab bidayatul hidayah imam ghozali

والعلم النافع هو ما يزيد في خوفك من الله تعالى، ويزيد في بصيرتك بعيوب نفسك، ويزيد في معرفتك بعبادة ربك، ويقلل من رغبتك في الدنيا، ويزيد في رغبتك فني الآخرة، ويفتح بصيرتك بآفات أعمالك حتى تحترز منها، ويطلعك على مكايد الشيطان وغروره، وكيفية تلبيسه على علماء السوء،ن حتى عرضهم لمقت الله تعالى وسخطه؛ن حيث أكلوا الدنيا بالدين، واتخذوا العلم ذريعة ووسيلة الى أخذ اموال السلاطين، وأكل أموال الاوقاف واليتامى والمساكين، وصرفوا همتهم طول نهارهم إلى طلب الجاه والمنزلة في قلوب الخلق، واضطرهم ذلك إلى المراءاة والممراة، والمشاقة في الكالم والمباهاة.

ilmu yg bermanfaat adalah ilmu yg bisa menambah dalam ketakutanmu kpd Allah ta'ala, bisa menambah pengetahuan batinmu ttg cacatnya dirimu, bisa menambah ma'rifatmu dalam beribadah kpd Tuhanmu, bisa mengurangi rasa cintamu thd dunia, dan menambah rasa cinta thd akherat, bisa membuka mata hatimu utk melihat bahaya2nya amal2mu sehingga engkau bisa menjaga dari bahaya tsb,
bisa memperlihatkanmu thd tipu 2 daya setan, bisa memperlihatkanmu caranya menyamarkannya setan thd ulama' su' yg menjdikan mereka mendapatkan Murka Allah ta'ala, yaitu ulama'2 yg memakan dunia dgn agamanya, mereka mengambil ilmu sebagai perantara utk mendapatkan harta dari raja, memakan harta wakaf, anak yatim dan orang2 miskin, dan mereka menggunakan waktu panjang siangnya utk mencari pangkat dan derajat di hati makhluq, yg menjadikan mereka menjadi pamer, adu domba berlebihan dalam ucapan dan jg sombong.


(ilmu manfaat) yaitu ilmu yang menambah rasa takutmu pada Allah, menambah perhatianmu pada aib-aib diri kamu, meminimalisir rasa cintamu pada dunia. (memaksimalkan rasa cintamu) pada akhirat. dan membuka pandanganmu akan akibat buruk dari amal yang telah kamu lakukan sehingga lubang-lubang yang kamu lakukan dari amal kamu. dan memperlihatkan padamu terhadap bisikan, rekayasa dan tipudaya setan.
~~~~~~~~~~~~~~~
coba perhatikan pula tafsir dari ayat

إنما يخشى الله من عباده العلماء

~~~~~~~~~~~~~~~
wallohu a'lam bish-showab.

Kalam Hikmah Imam Asy-Syafi'i

<a>Kalam Hikmah Imam Asy-Syafi'i Dalam Untaian Beit-Beit Qoshidah<a/>

ﻋﻠﻴﻚ ﺑﺘﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻥ ﻛﻨﺖ ﻏﺎﻓﻼ *** ﻳﺄﺗﻴﻚ ﺑﺎﻷﺭﺯﺍﻕ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻻ ﺗﺪﺭﻱ

Bertakwalah kepada ALLAH bila engkau telah lalai *** Maka Dia akan mendatangkan Rizkimu dari arah yg tidak engkau ketahui.

ﻓﻜﻴﻒ ﺗﺨﺎﻑ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺭﺍﺯﻗﺎ *** ﻓﻘﺪ ﺭﺯﻕ ﺍﻟﻄﻴﺮ ﻭﺍﻟﺤﻮﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺤﺮ

Kenapa engkau takut fakir padahal ALLAH pemberi Rizki *** Dia telah memberi rizki kepada burung dan ikan dilaut.

ﻭﻣﻦ ﻇﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﺯﻕ ﻳﺄﺗﻲ ﺑﻘﻮﺓ *** ﻣﺎ ﺃﻛﻞ ﺍﻟﻌﺼﻔﻮﺭ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺴﺮ

Siapa yang menyangka bahwa rizki akan datang dengan kekuatan *** maka burung pipit tidak bisa makan apa2 dengan burung elang.

ﺗﺰﻭﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﺈﻧﻚ ﻻ ﺗﺪﺭﻱ *** ﺇﺫﺍ ﺟﻦ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻫﻞ ﺗﻌﻴﺶ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﺠﺮ

Engkau akan Pergi dari dunia,maka sungguh engkau tidak tahu *** ketika
malam tiba,apakah engkau masih hidup sampai fajar datang.

ﻓﻜﻢ ﻣﻦ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺎﺕ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻋﻠﺔ *** ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﺳﻘﻴﻢ ﻋﺎﺵ ﺣﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻫﺮ

Berapa banyak orang sehat mati tanpa sakit dulu *** Dan berapa banyak orang yg sakit hidup lama bertahun-tahun.

ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﻓﺘﻰ ﺃﻣﺴﻰ ﻭﺃﺻﺒﺢ ﺿﺎﺣﻜﺎ *** ﻭﺃﻛﻔﺎﻧﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻐﻴﺐ ﺗﻨﺴﺞ ﻭﻫﻮ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ


Berapa banyak Anak muda tertawa dipagi hari dan sorenya *** Sedangkan
dia tidak tahu kain kafanya sedang disulam Di tempat yg tidak terlihat.

ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﺻﻐﺎﺭ ﻳﺮﺗﺠﻰ ﻃﻮﻝ ﻋﻤﺮﻫﻢ *** ﻭﻗﺪ ﺃﺩﺧﻠﺖ ﺃﺟﺴﺎﻣﻬﻢ ﻇﻠﻤﺔ ﺍﻟﻘﺒﺮ

Berapa banyak Anak kecil yg harapkan berusia panjang ***tapi ternyata jasadnya dimasukan ke dalam gelapnya kubur.

ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﻋﺮﻭﺱ ﺯﻳﻨﻮﻫﺎ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ *** ﻭﻗﺪ ﻗﺒﻀﺖ ﺃﺭﻭﺍﺣﻬﻢ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ

Berapa banyak Pengantin yg dihias indah untuk pasanganya *** ternyata ruhnya di cabut Di malam yg ditentukan.

ﻭﻣﻦ ﻋﺎﺵ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺛﻤﺎﻧﻴﻦ ﺣﺠﺔ *** ﻓﻼ ﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﺴﻴﺮ ﻳﻮﻣﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻘﺒﺮ

Siapapun yg hidup di dunia dan melakukan 80 kali ibadah haji *** mau tidak mau suatu hari harus pergi ke alam qubur
Semoga bermanfa'at

FADHILAH SHOLAT

Dinukil dari kitab Tambihul Ghofilin Abul Laits As Samarqondi

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، وَحُبُّ الْمَلَائِكَةِ، وَسُنَّةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَنُورُ الْمَعْرِفَةِ، وَأَصْلُ الْإِيمَانِ،

Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Sholat adalah keridhoan Allah, sholat adalah kecintaan malaikat, sholat adalah sunnah para nabi, sholat adalah cahaya ma'rifat dan sholat adalah asal keimanan.

وَإِجَابَةُ الدُّعَاءِ، وَقَبُولُ الْأَعْمَالِ، وَبَرَكَةٌ فِي الرِّزْقِ، وَرَاحَةٌ لِلْأَبْدَانِ، وَسِلَاحٌ عَلَى الْأَعْدَاءِ، وَكَرَاهِيَةٌ لِلشَّيْطَانِ , وَشَفِيعٌ بَيْنَ صَاحِبِهَا وَبَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ، وَسِرَاجٌ فِي قَبْرِهِ، وَفِرَاشٌ تَحْتَ جَنْبِهِ، وَجَوَابٌ مَعَ مُنْكَرٍ وَنَكِيرٍ، وَمُؤْنِسٌ فِي قَبْرِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا كَانَتِ الْقِيَامَةُ،

Sholat adalah terijabahnya doa, keterimanya amal, berkah dalam rizki, mengistirahatkan badan, senjata terhadap musuh dan kebencian syetan.
Sholat adalah penolong antara orang yg melakukannya dan malaikat maut, sholat adalah penerang dalam kubur, alas dibawah lambungnya, jawaban utk malaikat mungkar dan nakir dan penentram di dalam kubur hingga hari kiyamat.

صَارَتِ الصَّلَاةُ ظِلًّا فَوْقَهُ وَتَاجًا عَلَى رَأْسِهِ، وَلِبَاسًا عَلَى بَدَنِهِ، وَنُورًا يَسْعَى بَيْنَ يَدَيْهِ، وَسِتْرًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ، وَحُجَّةً لِلْمُؤْمِنِينَ بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

Ketika terjadi hari kiyamat maka sholat menjadi naungan di atasnya, menjadi mahkota dikepalanya dan menjadi baju thd badanya.
Sholat menjadi cahaya yg berjalan didepannya, menjadi penghalang antara dia dengan neraka dan menjadi hujjah bagi orang yg beriman dihadapan Rabbnya tabaroka wata'ala.

وَثِقَلًا فِي الْمَوَازِينِ، وَجَوَازًا عَلَى الصِّرَاطِ، وَمِفْتَاحًا لِلْجَنَّةِ، لِأَنَّ الصَّلَاةَ تَسْبِيحٌ وَتَحْمِيدٌ، وَتَقْدِيسٌ وَتَعْظِيمٌ وَقِرَاءَةٌ، وَدُعَاءٌ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْأَعْمَالِ كُلِّهَا الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا»

Sholat menjadi pemberat dalam timbangan amal kebaikan, menjadi bisa lewat di atas shirot dan manjadi kuncinya syurga karena sholat adalah tasbih (pensucian), tahmid (pujian) , taqdis (pensucian) ta'dhim (pengagungan), qiro'ah (bacaan alqur'an) dan doa.
Dan sesungguhnya seutama-utamanya semua amalan adalah sholat di awwal waktunya. "

wallohu a'lam.
تنبيه الغافلين
ابو الليث السمرقندى

Zakatnya anggota badan

Dinukil dari kitab Minhajul 'Arifin Imam Al Ghozzali

الزكاة
و عن كل جزء من أجزائك زكاة واجبة لله :
فزكاة القلب : التفكر في عظمته و حكمته و قدرته و حجته و نعمته و رحمته .
و زكاة العين : النظر بالعبرة و الغض عن الشهوة .
و زكاة الأذن : الاستماع إلى ما فيه نجاتك .
و زكاة اللسان : النطق بما يقربك إليه .
و زكاة اليد : القبض عن الشر و البسط إلى الخير .
و زكاة القدم : السعي إلى ما فيه صلاح قلبك و سلمة دينك .

 

Zakatnya anggota badan

Dari setiap bagian dari tubuhmu terdapat zakat yg wajib ditunaikan kpd Allah,
- Zakatnya hati adalah Tafakkur tentang keagungan-Nya, hikmah-Nya, kuasa-Nya, hujjah-Nya, nikmat-Nya dan rahmat-Nya.
- Zakatnya mata adalah adalah melihat dengan mengambil ibroh / pelajaran dan berpaling dari syahwat.
- Zakatnya telinga adalah mendengarkan pada hal2 yg dapat menyelamatkanmu
- Zakatnya lisan adalah berucap dengan perkataan yg bisa mendekatkanmu kepada Allah.
- Zakatnya tangan adalah menahannya dari keburukan dan mengulurkannya kpd kebaikan.
- Zakatnya kaki adalah berjalan menuju pada hal2 yg dapat memberikan kebaikan kepada hatimu dan memberikan keselamatan dalam agamamu.
wallohu a'lam.
منهاج العارفين
حجة الاسلام الغزالي
Semoga bermanfaat

Nabi Musa diceritakan tentang Keutamaan Umat Muhammad SAW

Dinukil dari kitab Tambihul Ghofilin Abul Laits As Samarqondi

وَعَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَ: قَرَأْتُ فِي بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ، يَا مُوسَى رَكْعَتَانِ يُصَلِّيهِمَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ، وَهِيَ صَلَاةُ الْغَدَاةِ، مَنْ يُصَلِّيهِمَا غَفَرْتُ لَهُ مَا أَصَابَ مِنَ الذُّنُوبِ مِنَ لَيْلِهِ وَيَوْمِهِ ذَلِكَ، وَيَكُونُ فِي ذِمَّتِي

Dari Ka'bul akhbar -semoga Allah meridhoinya- berkata :
" Aku telah membaca dalam sebagian kitab yg Allah turunkan kepada Nabi Musa alaihis salaam :
Wahai Musa, dua rokaat yg Ahmad dan ummatnya menjalankannya, yaitu sholat subuh, barang siapa yg menjalankan sholat subuh maka Kuampuni dosa2nya mulai malam hari dan siangnya, dan itu menjadi tanggunganKu.

يَا مُوسَى أَرْبَعُ رَكْعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ، وَهِيَ صَلاةُ الظُّهْرِ أُعْطِيهِمْ بِأَوَّلِ رَكْعَةٍ مِنْهَا الْمَغْفِرَةَ، وَبِالثَّانِيَةِ أُثَقِّلُ مِيزَانَهُمْ، وَبِالثَّالِثَةِ أُوَكِّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ يُسَبِّحُونَ وَيَسْتَغْفِرُونَ لَهُمْ وَبِالرَّابِعَةِ أَفْتَحُ عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيُشْرِقْنَ عَلَيْهِمُ الْحُورُ الْعِينُ

Wahai Musa, empat rokaat yg Ahmad dan ummatnya menjalankannya, yaitu sholat dhuhur maka Kuberi mereka ampunan dengan rokaat yg awwal, Kuperberat timbangan amalanya dengan rokaat kedua, Kuwakilkan malaikat yg membaca tasbih dan istigfar utk mereka dengan rokaat ketiga dan dengan rokaat ke empat Kubukakan pintu2 langit dan bidadari2 memenuhinya utk mereka

يَا مُوسَى أَرْبَعُ رَكْعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ، وَهِيَ صَلَاةُ الْعَصْرِ، فَلَا يَبْقَى مَلَكٌ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا اسْتَغْفَرَ لَهُمْ، وَمَنِ اسْتَغْفَرَتْ لَهُ الْمَلَائِكَةُ لَمْ أُعَذِّبْهُ،

Wahai musa, empat rokaat yg Ahmad dan ummatnya menjalankannya, yaitu sholat ashar maka tiada tersisa malaikat dilangit dan bumi kecuali membaca istigfar untuknya, dan orang yg malaikat membacakan istigfar untuknya maka Aku tdk akan menyiksanya.

يَا مُوسَى ثَلَاثُ رَكْعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ حِينَ تَغْرُبُ الشَّمْسُ أَفْتَحُ لَهُمْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ، لَا يَسْأَلُونَ مِنْ حَاجَةٍ إِلَّا قَضَيْتُهَا لَهُمْ،

Wahai Musa, tiga rokaat yg Ahmad dan umatnya jalankan ketika matahari terbenam maka Kubukakan pintu2 langit utk mereka, mereka tdk meminta suatu hajat kecuali Kupenuhi bagi mereka.

يَا مُوسَى أَرْبَعُ رَكْعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ حِينَ يَغِيبُ الشَّفَقُ، وَهِيَ خَيْرٌ لَهُمْ
مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَيَخْرُجُونَ مِنْ ذُنُوبِهِمْ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُمْ أُمُّهُمْ،

Wahai Musa, empat rokaat yg Ahmad dan ummatnya jalankan ketika hilangnya mega merah, maka itu lebih baik baginya daripada dunia beserta isinya, dan mereka keluar dari dosa2nya sebagaimana hari dimana ibu melahirkan mereka.

يَا مُوسَى يَتَوَضَّأُ أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ كَمَا أَمَرْتُهُمْ أُعْطِيهِمْ بِكُلِّ قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنَ الْمَاءِ جَنَّةً عَرْضُهَا، كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ.

Wahai Musa, Ahmad dan ummatnya melakukan wudhu sebagaimana yg Kuperintahkan maka kuberikan kepada mereka pada setiap tetesan dari airnya, syurga yg luasnya seperti luasnya langit dan bumi.

يَا مُوسَى يَصُومُ أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ شَهْرًا فِي كُلِّ سَنَةٍ، وَهُوَ شَهْرُ رَمَضَانَ أُعْطِيهِمْ بِصِيَامِ كُلِّ يَوْمٍ مَدِينَةً فِي الْجَنَّةِ، وَأُعْطِيهِمْ بِكُلِّ خَيْرٍ يَعْمَلُونَ فِيهِ مِنَ التَّطَوُّعِ أَجْرَ فَرِيضَةٍ، وَأَجْعَلُ فِيهِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَنِ اسْتَغْفَرَ مِنْهُمْ فِيهَا مَرَّةً وَاحِدَةً نَادِمًا صَادِقًا مِنْ قَلْبِهِ إِنْ مَاتَ مِنْ لَيْلِهِ أَوْ شَهْرِهِ، أَعْطَيْتُهُ أَجْرَ ثَلَاثِينَ شَهِيدًا،

Wahai Musa, Ahmad dan ummatnya melakukan puasa sebulan dalam setiap tahunnya, yaitu bulan romadhon, maka Kuberikan kpd mereka utk puasa setiap harinya satu kota di syurga, Kuberikan kpd mereka utk setiap kebaikan yg dilakukan yaitu ibadah sunnah mendapat pahala ibadah wajib,
Kujadikan malamnya terdapat lailatul qodar barang siapa beristigfar sekali didalamnya, dengan merasa menyesal, jujur dari dalam hatinya, jika meninggal pada malamnya atau siangnya maka Kuberikan pahala 30 orang mati syahid.

يَا مُوسَى إِنَّ فِي أُمَّةِ مُحَمَّدٍ رِجَالًا يَقُومُونَ مِنْ كُلِّ شَرَفٍ، يَشْهَدُونَ بِشَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَجَزَاؤُهُمْ بِذَلِكَ جَزَاءُ الْأَنْبِيَاءِ، عَلَيْهِمُ السَّلَامُ وَرَحْمَتِي عَلَيْهِمْ وَاجِبَةٌ، وَغَضَبِي بَعِيدٌ مِنْهُمْ، وَلَا أَحْجُبُ بَابَ التَّوْبَةِ عَنْ وَاحِدٍ مِنْهُمْ مَا دَامُوا يَشْهَدُونَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Wahai Musa, sesungguhnya dalam ummat Muhammad terdapat orang2 yg mendirikan setiap kemuliyaan, mereka bersaksi dengan persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, maka balasan mereka atas hal itu adalah sebagaimana nalasannya para Nabi alaihimus salam, Rahmat-Ku wajib
atas mereka, Murka-Ku jauh dari mereka, dan tiada Ku tutup pintu taubat
bagi salah seorang dari mereka selama mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. "

wallohu a'lam.
تنبيه الغافلين
ابو الليث السمرقندى
Yaa Allah...
Semoga kelak kami semua diakui sebagi ummat Muhammad shollallohu alaihi wasallam...
Aamiin..

Nuruddin Abul Qasim Mahmud bin 'Imaduddin Zeng (Nuruddin Zengi) senang menghadiri Maulud

Pada era Perang Salib, Sulthan Shalahuddin Al-Ayyubi merupakan sosok yang paling dikenal dalam sejarah, baik dalam sejarah didunia Islam maupun dunia Barat. Selain itu, pada era Perang Salib II, dunia Islam juga memiliki sosok pejuang dan pemimpin yang juga terkenal dengan kehebatannya sebagai pembela Islam, yaitu Nuruddin Zanki (Nuruddin Zengi). Nama lengkapnya adalah Nuruddin Abul Qasim Mahmud bin 'Imaduddin Zengi adalah anggota dari dinasti Zengi yang menguasai Libya dari tahun 1146 sampai tahun 1174. Nuruddin Zanki dilahirkan pada hari Ahad 17 Syawwal 511 H yang bertepatan dengan bulan Februari tahun 1118. Ia bercita-cita untuk menyatukan pasukan Muslim dari Efrat sampai Mesir. Ia juga memimpin pasukan melawan tentara salib. Sejarawan menyatakan bahwa Sulthan Nuruddin Zanki merupakan pemimpin yang lurus dan tegas dalam hal keadilan setelah Khulafaur Rasyidin dan Umar bin Abdul 'Aziz. Ia sukses menghidupkan kembali nilai-nilai Islam di negerinya. Sebagian umat Islam hanya mengenal beliau sebagai pejuang Islam yang melawan pasukan Salib yang dikagum-kagumi namun enggan menteladani pribadinya dan mencontoh amaliyahnya. Sultan Nuruddin Zanki sejatinya merupakan sosok pemimpin yang sangat senang dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw sebagaimana kebiasaan umat Islam di masa sekarang, khususnya di Indonesia. Pada masa Sulthan Nuruddin Zanki, hidup sosok ulama bernama Syaikh Umar al-Mulla (w 570 H), seorang yang shaleh dan zuhud yang setiap tahunnya menggelar peringatan Maulid Nabi. Peringatan tersebut dihadiri oleh para ulama, umara', para penyair dan Sulthan Nuruddin Zanki yang beraqidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Imam Abu Syamah (guru Imam Nawawi) didalam Ar-Roudhatain fii Akhbar ad-Daulatain pada fashal (bab) : Hawadits (peristiwa) tahun 566 H menjelaskan sebagai berikut :

قال العماد: وكان بالموصل رجل صالح يعرف بعمر الملاَّ، سمى بذلك لأنه كان يملأ تنانير الجص بأجرة يتقوَّت بها، وكل ما عليه من قميص ورداء، وكسوة وكساء، قد ملكه سواه واستعاره، فلا يملك ثوبه ولا إزاره. وكن له شئ فوهبه لأحد مريديه، وهو يتجر لنفسه فيه، فإذا جاءه ضيف قراه ذلك المريد. وكان ذا معرفة بأحكام القرآن والأحاديث النبوية.كان العلماء والفقهاء، والملوك والأمراء، يزورونه في زاويته، ويتبركون بهمته، ويتيمنَّون ببركته. وله كل سنة دعوة يحتفل بها في أيام مولد رسول الله صلى الله عليه وسلم يحضره فيها صاحب الموصل، ويحضر الشعراء وينشدون مدح رسول الله صلى الله عليه وسلم في المحفل. وكان نور الدين من أخص محبيه يستشيرونه في حضوره، ويكاتبه في مصالح أموره “

al-‘Ammad mengatakan , "Di Mosol ada seorang yang shalih yang dikenal dengan sebutan Umar al-Mulla, disebut dengan al-Mulla sebab konon beliau suka memenuhi (mala-a) ongkos para pembuat dapur api sebagai biaya makan sehari-harinya, dan semua apa yang ia miliki berupa gamis, selendang, pakaian, selimut, sudah dimiliki dan dipinjam oleh orang lain, maka beliau sama sekali tidak pakaian dan sarungnya. Jika beliau memiliki sesuatu, maka beliau memberikannya kepada salah satu muridnya, dan beliau menyewa sesuatu itu untuknya, maka jika ada tamu yang datang, murid itulah yang menjamunya. Beliau seorang yang memiliki pengetahuan tentang hokum-hukum al-Quran dan hadits-hadits Nabi. Para ulama, ahli fiqih, raja dan penguasa sering menziarahi beliau di padepokannya, mengambil berkah dengan sifat kesemangatannya, mengharap keberkahan dengannya. Dan beliau setiap tahunnya mengadakan peringatan hari kelahiran (maulid) Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam yang dihadiri juga oleh raja Mosol. Para penyair pun juga datang menyenandungkan pujian-pujian kepada Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam di perayaan tersebut. Shulthan Nuruddin adalah salah seorang pecintanya yang merasa senang dan bahagia dengan menghadiri perayaan maulid tersebut dan selalu berkorespondesi dalam kemaslahatan setiap urusannya".

Al-Hafidz Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam an-Nubala (20/532) mengatakan :

 وكان ذلك تحت إمرة الملك العادل السُّنِّيِّ نور الدين محمود زنْكِي الذي أجمع المؤرخون على ديانته وحسن سيرته، وهو الذي أباد الفاطميين بمصر واستأصلهم وقهر الدولة الرافضية بها وأظهر السنة وبني المدارس بحلب وحمص ودمشق وبعلبك وبنى المساجد والجوامع ودار الحديث 

“Beliau (syaikh Umar) di bawah kekuasaan raja yang adil yang sunni yaitu Nuruddin Mahmud Zanki, yang para sejarawan telah ijma’ (konsesus/sepakat) atas kebaikan agama dan kehidupannya. Beliaulah yang telah memusnahkan dinasti Fathimiyyun di Mesir sampai ke akar-akarnya, menghancurkan kekuasaan Rafidhah. Menampakkan (menzahirkan) sunnah, membangun madrasah-madrasah di Halb, Hamsh, Damasqus dan Ba’labak, juga membangun masjid-masjid Jami’ dan pesantren hadits.

Orang yang bebes dari pertanyaan Kubur

Setiap kali meninggal, manusia mesti kembali kepada Tuhannya. Namun demikian, ia akan memasuki alam kubur terlebih dahulu. Di alam inilah, malaikat Munkar dan Nakir bekerja. Dua malaikat ini akan menanyakan sikap si mayit perihal tuhan, malaikat, agama, kitab, kiblat, rasul, takdir, nikmat-siksa kubur, hari Kiamat, Surga-Neraka, dan lainnya.
Dalam tanya-jawab inilah penentuan nasib si mayit ke depannya. Kalau di tahap ini gagal, ia akan sengsara di kubur hingga hari Kiamat tiba. Ia akan mengalami pelbagai macam siksa kubur yang dahsyat dan mengerikan. Lebih-lebih nanti pada hari Kiamat kelak.

Mengingat hebatnya tanya-jawab di kubur, setiap manusia perlu mempersiapkannya sejak semasa hidup. Bahkan kalau perlu, manusia melakukan sesuatu agar ia terbilang orang-orang yang dikecualikan dari pertanyaan dua malaikat yang hebat itu. Demikian disebutkan Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin dalam karyanya Busyrol Karim.

والسؤال (أي سؤال الملائكة فى قبر) لكل مكلف إلا من استثني كالأنبياء والشهداء والصديق والمرابط والمبطون وملازم قراءة تبارك أو حم السجدة كل ليلة والميت بالطاعون أو يوم الجمعة وكذا كل شهيد كما قاله القرطبي. ومن لايسأل في قبره لايعذب فيه. وكل مؤمن يوفق للجواب ولو عاصيا ولو بعد تلجلج
(فى كتاب بشرالكريم المصنف شيخ ساعد بن محمد بعاشين)

Artinya, Pertanyaan malaikat di kubur, berlaku bagi setiap mukallaf kecuali orang yang dibebaskan. Mereka yang dibebaskan misalnya para nabi, syuhada, siddiqin, penjaga di perbatasan daerah musuh, wafat karena sakit perut, orang yang melazimkan bacaan surat “Tabarok” atau “Haa Miiim As-Sajdah” setiap malam, mereka yang mati diserang penyakit sampar, atau mereka yang wafat hari Jum’at. Demikian berlaku bagi orang mati syahid. Demikian disebutkan Al-Qurthubi.
Sementara orang yang tidak ditanya Munkar-Nakir, tidak akan disiksa di kuburnya. Setiap orang beriman  meskipun bermaksiat, akan diberi taufiq(pertolongan) untuk menjawab pertanyaan malaikat. Tetap diberi taufiq kendati setelah tergagap-gagap saat ditanya.
(Kitab Busyrol Karim, Karya Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin)

Untuk itu, sebaiknya manusia betul-betul mempersiapkan sejak dini masa depannya untuk di dunia, di alam barzakh, maupun di akhirat kelak. Dengan persiapan yang cukup, insya Allah masa depan sekurang-kurangnya lebih sejahtera.

Wallahu A’lam.

Rido allah tersimpan pada smua perintah.murka allah

Rido allah tersimpan pada smua perintah.murka allah tersimpan pd smua larangannya. maka berhati-hatilah. hadis kah ? quran kah ? qoul ulama ? tlg carikan rujukannya . jazakumullah !

Kitab Nashoihul 'Ibad , hal : 43-44
Ini Atsar dari shohabat Umar Bin Khothob R.A
Maqolah ke empat dari bab sudasy , berkata sahabat Umar bin khothob RA :


ان الله تعالى كتم ستة فى ستة

 كتم الرضا فى طاعة

وكتم الغضب فى معصية

 وكتم ليلة القدر فى شهر رمضان 

وكتم اولياءه فيما بين الناس

وكتم الموت فى العمر

وكتم الصلاة الوسطى فى الصلوات

نصا ئح العباد - 


Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala menyembunyikan enam perkara di dalam enam hal, yaitu :
1. Menyembunyikan ridhoNya dalam perbuatan taat,
2. Menyembunyikan murkaNya dalam perbuatan maksiyat,
3. Menyembunyikan lailatur Qadar dalam bulan ramadhan,
4. Menyelinapkan waliNya di tengah-tengah manusia,
5. Merahasiakan kematian di sepanjang umur,
6. Menyembunyikan shalat dalam sekalian shalat.

- Ridha Allah disembunyikan dalam perbuatan taat, agar setiap orang memperhatikan segala bentuk perbuatan taat dengan harapan menepati tempat ridha Allah. Karena itu jangan meremehkan perbuatan taat sekecil apapun , karena bisa jadi justru dalam yang kecil itulah disembunyikan ridha Allah.

- Murka Allah disembunyikan dalam perbuatan maksiyat, karena itu hendaknya dijauhi segala bentuk maksiyat sekecil apapun, siapa tahu, pada yang kecil itulah terletak murka Allah Ta’ala.

- Demikian pula lailatul qadar diselinapkan dalam bulan ramadhan, agar sebulan penuh diisi dengan berbagai ibadah, karena seperti tersebut dalam hadis, ibadah sunnah yang dilakukan tepat di malam lailatul qadar itu bernilai ibadah fardlu. Bahkan Imam An-Nakho’iy menyatakan :
“satu rakaat shalat dalam lailatul qadar lebih utama dibanding 1000 rakaat di luar lailatul qadar, dan sekali membaca tasbih, di situ lebih utama dibanding 1000 kali membacanya di luar malam itu “.
Demikian pula hendaknya diisi dengan banyak ibadah karena malam yang istimewa itu lebih baik dari pada 1000 bulan yaitu terhitung 83 tahun, 4 bulan ( surat Al Qadar ).

- Para wali ( kekasih Allah ) diselinapkan ditengah-tengah para manusia, agar jangan suka menghina seorangpun, tapi justru memohon berkah doa dari sekalian manusia, dengan harapan dapat menepati pada wali Allah, maka tidak benar menghina seseorang walaupun tampaknya remeh, karena siapa tahu dia adalah wali Allah.

- Ajal kematian dirahasiakan disepanjang usia , maka hendaklah di setiap denyut jantung selalu digunakan menghimpun bekal untuk mati dengan cara beribadah, karena siapa tahu kematian datang dengan tiba-tiba.

- Shalat wustho ialah shalat yang paling utama dan istimewa. Ia disembunyikan Allah dalam sekalian shalat, agar setiap orang memperhatikan untuk melakukan shalat sesempurna mungkin, dengan harapan menepati pada shalat wustho, siapa tahu kita sedang sholat dan ternyata itu adalah sholat wustho.

nambah ta'bir

- kitab tambihul ghofiln (1/542)

قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ، قَدِ انْغَمَسَتْ فِي أَرْبَعَةِ مَوَاضِعَ،وَأَطْلَعَتْ رَأْسَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَمَاكِنَ: أَوَّلُهَا: رِضَا اللَّهِ تَعَالَى قَدِ انْغَمَسَ فِي الطَّاعَاتِ، وَأَطْلَعَ رَأْسَهُ فِي بَيْتِ الْأَسْخِيَاءِ.وَالثَّانِي: سَخَطُ اللَّهِ تَعَالَى، قَدِ انْغَمَسَ فِي الْخَطَايَا، وَأَطْلَعَ رَأْسَهُ فِي بَيْتِ الْبُخَلَاءِ.وَالثَّالِثُ: طِيبُ الْعَيْشِ، وَسِعَةُ الرِّزْقِ، اخْتَفَى فِي الْمَثُوبَاتِ، فَأَطْلَعَ رَأْسَهُ فِي بُيُوتِ الْمُصَلِّينَ.وَالرَّابِعُ: ضِيقُ الْمَعِيشَةِ، انْغَمَسَ فِي الْعُقُوبَاتِ، فَأَطْلَعَ رَأْسَهُ فِي بُيُوتِ الْمُتَهَاوِنِينَ بِالصَّلَاةِ.>


Sebagian ulama ahli hikmah berkata :

ada 4 perkara yang tenggelam di 4 tempat, dan kepalanya muncul di 4 tempat.

1- Keridloan Allah tenggelam pada ketaatan-ketaatan. dan kepalanya muncul di rumah orang-orang yang dermawan.
2- Murka Allah tenggelam dalam kesalahan, kekeliruan. dan kepalanya muncul di rumah orang-orang yang bakhil.

3- Nyamannya hidup, Luasnya rizqi tersembunyi di dalam pahala. dan kepalanya muncul di rumah-rumah orang yang sholat.

4- Kesulitan/sempitnya hidup tersimpan dalam siksaan-siksaan. dan kepalanya muncul di rumah-rumah orang yang meremehkan/mengentengkan sholat.


WALLAHU A'LAM